A.
Latar Belakang
konsep mengajar sebagai
proses menyampaikan materi pelajaran, menempatkan siswa sebagai objek yang
harus menguasai materi pelajaran. Mereka dianggap sebagai individu yang belum
memahami apa yang harus dipahami, sehingga melalui proses pengajaran mereka
dituntut memahami segala sesuatu yang diberikan guru. Peran siswa adalah
sebagai penerima informasi yang diberikan guru. Kadang-kadang jenis informasi
dan pengetahuan yang harus dipelajari tidak berpijak dari kebutuhan siswa, baik
dari segi pengembangan bakat maupun dari minat siswa akan tetapi berangkat dari
pandangan apa yang menurut guru dianggap baik dan bermanfaat.
Peran guru sebagai
pengelola kelas merupakan peran yang sangat penting. Bagaimana dalam pengajaran
klasikal, efektifitas belajar mengajar sangat ditentukan oleh kepiawaian guru
dalam mengatur dan mengarahkan kelas.
Pengelolaan kelas
adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu
suasana belajar mengajar. Terdapat beberapa jenis perilaku yang dapat
mengganggu iklim belajar mengajar.
Tidak adanya atau
kurangnya perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang sedang dibahas
merupakan salah satu perilaku siswa yang dapat mengganggu iklim belajar
mengajar. Prilaku tersebut biasanya ditunjukan oleh tindakan-tindakan tertentu
misalnya mengobrol ktika guru sedang menjelaskan, atau melakukan aktifitas lain
yang tidak ada kaitannya dengan materi pelajaran seperti membaca buku atau
majalah, malah sering ditemukan ada siswa yang sengaja menggambar wajah guru
yang sedang mengajar. Kejadian-kejadian semacam ini merupakan awal dari
terjadinya iklim belajar mengajar.
Mengorganisasikan siswa
dalam kelompok kecil merupakan strategi yang banyak dianjurkan oleh para
pendidik. Strategi ini dapat dilakukan untuk mengajarkan materi-materi khusus.
Kerja kelompok merupakan strategi pengajaran yang berpusat kepada siswa. Siswa
dituntut untuk memperoleh pengetahuan sendiri melalui bekerja secara
bersama-sama. Tugas guru hanyalah memonitor apa yang dikerjakan siswa, yang
ingin diperoleh melalui kerja kelompok adalah kemampuan interaksi sosial, atau
kemampuan akademik atau mungkin juga keduanya.
Kerja kelopmpok
bertujuan :
1.
Guru ingin
meningkatkan pemahaman siswa mengenai isi atau materi pelajaran melalui
penyelidikan dan diskusi dengan teman-temannya;
2.
Guru ingin
meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
3.
Guru ingin
meningkatkan motivasi siswa dan menambah partisipasi dalam kegiatan belajar;
4.
Guru ingin
mengikutsertakan siswa dalam menganalisis beberapa bagian isi pelajaran, akan
tetapi waktu tidak mencukupi apabila seluruh siswa menganalisis seluruh
isi materi pelajaran tersebut.
5.
Guru ingin
meningkatkan kemapuan siswa dalam memecahkan masalah dan menyadari bahwa
masalah itu dapat dipecahkan dengan berbagai cara;
6.
Jika alat atau
fasilitas yang tersedia sangat terbatas, sehingga melalui kelompok kerja alat
tersebut dapat digunakan secara bergiliran.
B. Idealita
Dalam
proses ini peserta didik terutama mengalami keterlibatan intelektual-emosional,
disamping keterlibatan fisiknya, maka idealnya guru yang profesional harus
mengetahui situasi kelas agar terciptanya out put yang baik. Dalam hal ini
idealita dalam pembelajaran kelompok yaitu :
1.
Guru membina
serta mendorong peserta didik dalam meningkatkan kegairahan peserta didik
/siswa berpartisipasi aktif dalam proses belajar-mengajar.
2.
Sikap guru tidak
mendominasi kegiatan belajar mengajar.
3.
Guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk belajar menurut cara, irama serta tingkat
kemampuan masing dalam proses belajar mengajar mengajar.
4.
Guru mampu untuk
menggunakan bermacam strategi belajar-mengajar serta pendekatan multimedia
dalam proses belajar mengajar.
5.
Siswa berani
untuk mewujudkan minat, keinginan serta dorongan yang terdapat pada anak dalam
suatu proses belajar-mengajar.
6.
Pada diri
peserta didik tumbuh kreatifitas dalam menyelesaikan kegiatan belajarnya hingga
mencapai tingkat keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar.
C.
Realita
1.
Guru tidak mampu
membina serta mendorong peserta didik dalam meningkatkan kegairahan peserta
didik /siswa berpartisipasi aktif dalam proses belajar-mengajar.
2.
Sikap guru mendominasi kegiatan belajar mengajar,
3.
Guru tidak memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk belajar menurut cara, irama serta tingkat
kemampuan masing dalam proses belajar mengajar mengajar.
4.
Guru belum mampu
untuk menggunakan bermacam strategi belajar-mengajar serta pendekatan
multimedia dalam proses belajar mengajar.
5.
Siswa tidak berani
untuk mewujudkan minat, keinginan serta dorongan yang terdapat pada dirinya dalam
suatu proses belajar-mengajar.
6.
Pada diri
peserta didik tidak tumbuh kreatifitas dalam menyelesaikan kegiatan belajarnya
hingga mencapai tingkat keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar.
7.
Proses belajar
mengajar yang dilaksanakan di dalam kelas sering membuat siswa bosan dan aktif
D.
Permasalahan
1.
Siswa kurang
bergairah dalam belajar.
2.
Siswa kurang
aktif dalam diskusi.
3.
Siswa yang
memilkiki kemampuan kurang cenderung pasif.
4.
Siswa yang
cenderung egois.
E.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah pembelajaran
dengan metode kerja kelompok dapat membuat siswa menjadi aktif ?
2.
Apakah
pembelajaran dengan metode kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa
F.
Daftar
Pustaka
1.
Syafruddin
Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta : Quantum
Teaching, 2005
2.
Tim Pengembang
Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bandung : PT.
Imperial Bhakti Utama, 2007